Pengikut

Sabtu, 31 Oktober 2015

Book Resume "Historiografi Islam"

Book Resume
Drs. Badri Yatim,. M.A, 1997, Historiografi Islam, PT Logos Wacana Ilmu.

A.    Pengertian Historiografi
Menurut definisi yang paling umum, History/tarikh berarti masa lampau umat manusia. Namun definisi tersebut baru menunjukkan sebagian dari pengertian sejarah; ia baru menunjukkan kepada apa yang betul-betul terjadi di masa lampau. Dalam penulisan sejarah itu sendiri, merupakan usaha untuk menyusun kembali peristiwa yang terjadi di masa lampau. Penulisan itu pun baru dapat dikerjakan setelah dilakukannya penelitian, karena tanpa dilakukannya penelitian, penulisan hanya menjadi usaha menyusun kembali peristiwa tanpa pembuktian. Untuk itu para sejarawan dihadapkan dengan beberapa persoalan, yaitu: Sumber sejarah, menyeleksi sumber yang benar dan bagaimana menuangkannya ke dalam tulisan. Dengan demikian, pengertian ilmu sejarah tidak saja menuntut kemampuan teknis dan wawasan teori, tetapi juga kesempurnaan yang tinggi.
Historiografi penulisan sejarah, yang didahului oleh penelitian (analisis) terhadap peristiwa-peristiwa di masa silam. Selain itu, penelitian dan penulisan sejarah itu  berkaitan pula dengan latar belakang teoritis, latar belakang wawasan, latar belakang metodologis penulisan sejarah; latar belakang sejarawan/penulis sumber sejarah; aliran penulis sejarah yang digunakan dan lain sebagainya.dapat dikatakan pula bahwa sesuatu dipandang sebagai perisiwa sejarah, tergantung juga pada periode ketika sejarawan itu menulis.
Sumber sejarah itu dapat digolongkan menjadi tiga bagian besar, yaitu sumber tertulis, sumber material, dan tradisi (riwayat, cerita, nama-nama, adat istiadat, dsb). Dari segi lain, sumber juga dapat digolongkan menjadi sumber primer (yaitu sumber pertama atau langsung) dan sumber sekunder (yaitu sumber tidak langsung). Pembedaan ini juga sangat penting, tapi jika sumber pertama (primer) tidak ditemukan, maka sumber kedua (sekunder) dapat berfungsi sebagai sumber primer. Biasanya, setiap sejarawan itu memandang suatu peristiwa dengan sudut pandang tertentu. Nah, dari sinilah timbul persoalan tentang obyektivitas dan subyektifitas.
Ada beberapa faktor yang membatasi obyektifitas sejarah, yaitu: Sejarawan menulis sejarah untuk tujuan tertentu, sejarawan dalam menulis sejarah dipengaruhi oleh lingkungan budayanya (karena setiap sejarawan hidup dalam lingkungan budaya tertentu) dan sejarawan dipengaruhi oleh etnosentrisme ( berpusatpada kebudayaannya sendiri). Nah beberapa factor ini tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi dalam penulisan sejarah yang baik, pengaruh-pengaruh ini dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. 

B.     Faktor-faktor Pendukung Perkembangan Penulisan Sejarah dalam Islam.
Ada dua factor pendukung utama berkembangnya penulisan sejarah dalam sejarah Islam:
1.         Al-Qur’an.
Kitab suci umat Islam memerintahkan umatnya untuk memperhatikan sejarah. Bahkan tidak hanya memerintahkan, tetapi Al-Qur’an juga menyajikan banyak kisah. Sebagian ulama juga ada yang berpendapat bahwa dua pertiga isi Al-Qur’an itu adalah kisah sejarah.
2.         Ilmu Hadits.
Dikatakan bahwa penulisan hadits merupakan perintis jalan menuju perkembangan ilmu sejarah. Bahkan dalam menyeleksi hadits yang benar dari yang salah, muncullah ilmu kritis hadits,  baik segi periwayatannya maupun segi matan atau materinya. Ilmu ini pula yang dijadikan metode kritik penulisan sejarah yang paling awal.

C. Posisi Ilmu Sejarah dalam ilmu-ilmu Keislaman
Jadi meskipun umat Islam sangat memperhatikan penulisan sejarah, para cendikiawan muslim pada masa silam tidak sepakat dalam menempatkan sejarah sebagai ilmu dalam jajaran ilmu-ilmu lainnya. Pada periode pengambil alihan pengetahuan Yunani, sarjana-sarjana Islam untuk pertama kalinya berkenalan dengan klasifikasi beberapa macam cabang ilmu pengetahuan. Namun klasifikasi mengenai ilmu pengetahuan yang diambil alih  oleh orang-orang muslim itu tidak menentukan tempat khusus bagi sejarah. Demikianlah klasifikasi ilmu pengetahuan yang disusun oleh al-Kindi, al- Farabi, Ibnu Sina, dan al-Ghazali.
Bahkan Ibnu Khaldun yang dikenal luas sebagai ahli sejarah dalam Islam juga tidak menyebutkan sejarah di dalam pembidangan ilmu yang dilakukannya. Hal ini mungkin dipengaruhi  oleh klasifikasi Yunani, jadi sarjana-sarjana muslim pada waktu itu tidak begitu yakin untuk menentukan tempat sejarah di dalam kerangka ilmu-ilmu pengetahuan.
Akan tetapi, di samping orang-orang yang tidak menempatkan sejarah di dalam kerangka ilmu pengetahuan, ada juga yang mencoba menentukan posisinya. Namun mereka juga tidak bersepakat tentang posisi itu. Ibnu Nadim pada abad ke 10 dalam kitabnya alFihrist membagi ilmu yang berkembang pada masanya menjadi sepuluh bagian besar. Ilmu sejarah ditempatkannya pada bagian ketiga dari bukunya itu. Bagian ketiga itu berisi keterangan panjang mengenai sejarah, yang ditempatkannya di antara bab mengenai bahasa Arab dan puisi.

D.    Kegunaan dan Manfaat Historiografi
Keguanaan historiografi adalah untuk meninjau kembali suatu pendapat atau pandangan dalam sebuah karangan yang dibuat oleh orang lain. Manfaat yang di dapat dari historiografi adalah:
1.         Mengetahui sebuah pandangan, metode penelitian, danmetode penulisan sejarah yang dilakukan para sejarawan muslim di masa silam.
2.         Mengenal sumber sejarah Islam.
3.         Mendapatkan sumber-sumber yang benar, di antara sumber-sumber yang banyak dianggap “sumber “primer”.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar