Nama
lengkap Ibnu Khaldun adalah Abdurrahman ibn Muhammad ibn
Muhammad ibn Muhammad ibn al-Hasan ibn Jabir ibn Muhammad ibn Ibrahim ibn
Abdurrahman ibn Khalid ibn Usman ibn Hani ibn al-Khattab ibn Kuraib ibn Ma’dikarib
ibn Harish ibn Al-Wail ibn Hujr.[1] Ia
lahir di Tunisia pada 27 Mei 1332 M dan wafat pada 25 Ramadhan 808 H/ 19 Maret
1406 M.[2] Semasa
kecilnya ia biasa di panggil dengan Abdurrahman. Gelar yang di sandangnya ialah
Waliudin[3] dan
nama populernya adalah Ibnu Khaldun yang besar dengan nama Bani Khaldun.[4] Beliau adalah seorang sejarawan
muslim dari Tunisia yang disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi,
sosiologi dan ekonomi.
Dari sekian banyak karya-karya yang
telah ditulis oleh Ibnu Kholdun, Al-I’bar merupakan karyanya yang membahas
tentang sejarah. Nama lengkap dari kitab ini adalah “al-I’bar wa diiwaan
al-mubtada wa al-khobar fi ayyam al-A’rab wa al-A’jam wa al-Barbar wa man Asarahum
min Dhawi al-sultaan al-Akbar. Nah, kitab al-I’bar ini dibagi lagi menjadi tiga
buku besar.
Buku bagian pertama ini terkenal
dengan sebutan “Muqaddimah.” Sebenarnya, kitab Muqoddimah ini adalah sebuah
pengantar dari kitab Al-'Ibar wa Diwan al-Mubtada’ wa al-Khabar fi Ayyam
al-‘Arab wa al-‘Ajam wa al-Barbar wa man Asharahum min Dzawi al-Sulthan
al-‘Akbar. Tetapi uniknya, kitab Muqaddimah ini lah yang justru lebih dikenal
secara luas dari pada kitab Al-'Ibar itu sendiri. Selain itu, kitab Muqaddimah
ini pula yang mengharumkan nama Ibnu Kholdun.
Wallaahu A’lam.
[1]
A.
Mukti Ali, Ibnu Chaldun dan Asal Usul Sosiologi (Yogyakarta: Yayasan Nida,
1997), hlm. 13.
[2]
Ibnu Khaldun wafat dalam usia 76 tahun dan dimakamkan di pemakaman sufi
di Bab al-Nasr (pekuburan bagi orang-orang
terkemuka dan ulama). Lihat Ibid., hlm. 13.
[3]
Waliuddin merupakan gelar yang diberikan Sultan al-Z{āhir Burqūq sewaktu ia
memangku jabatan hakim tertinggi kerajaan pada
hari senin 19 Jumadil Akhir 786 M di
Mesir. Lihat Herawati, “ Ibnu Khaldun
pembaharu Ilmu Sejarah” dalam MADDANA
Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam, (ed.) 6,
2004, hlm. 113.
[4]
Panggilan Ibnu Khaldun dihubungkan dengan garis kakeknya, yaitu Khalid
ibn
Usman. Ia adalah orang Bani Khaldun pertama yang memasuki Andalusia bersama
para
penakhluk berkebangsaan Arab. Mengenai kata “Khaldun,” orang-orang Andalusia
dan
orang-orang Magribi biasa menambahkan huruf /wau/ dan huruf /nūn/ di belakang
nama-nama
orang terkemuka sebagai tanda kehormatan, misalnya Khalid menjadi khaldun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar